Selasa, 12 Juli 2016

Mengapa “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” Diulang Sampai 31 Kali?

Dalam Surat Ar Rahman, kalimat “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) diulang sampai 31 kali. Kepada siapa kalimat tersebut ditujukandan mengapa diulang sampai 31 kali?فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18,21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 surat Ar Rahman.Kalimat ini ditujukan kepada manusia dan jin sehingga menggunakan kata Rabbikuma (رَبِّكُمَا) yang artinya “Tuhankamu berdua”.Berbeda dengan banyak surat lainnya, Surat Ar Rahman menyertakan jin sebagai obyek firman Allah. Jin dan manusia diingatkan bahwa banyak sekali nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dilimpahkan kepada mereka.Dengan banyaknya nikmat-nikmat yang disebutkan dalam surat Ar Rahman, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengiringinya dengan kalimat “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan”.“Setiap menjelaskan berbagai nikmat, selalu diiringi dengan Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan,” tulis Syaikh Amru Khalid dalam Khowatir Qur’aniyah.Lalu mengapa diulang hingga 31 kali? Tentu pengulangan ini adalah hak prerogatif Allah dan hanya Dia-lah yang benar-benar mengetahui hakikat di baliknya. Namun di antara hikmah yang bisa dipetik, selain mengingatkan agar jin dan manusia menyadari bahwa seluruh nikmat itu datangnya dari Allah, pengulangan itu juga menunjukkan betapa pentingnya syukur atas nikmat-nikmat tersebut.“Kalimat ini (Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan) memerintahkan jin dan manusia untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan tidak mendustakannya,” terang Syaikh Amru Khalid.Sedangkan Imam As Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur`an menjelaskan bahwa pengulangan kalimat Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan itu untuk memantapkan pemahaman dan menekankan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat itu setelah menyadarinya bahwa ia datang dari Allah Azza wa Jalla.

Makan Gratis Di Warteg Ini Kalau Baca 2 Juz Al-Quran

KISAH DI BALIK Warteg Joni Abadi Yang Gratiskan Pembaca 2 Jus Al QuranBandung – Maret 2015, awal keterpurukan Ricky Ricarvy Irawan. Usaha oleh-oleh Bandung yang sudah dijalani sejak tahun 1998 dulu gulung tikar.
Titik itulah yang membuat Ricky berhijrah dan memutuskan istiqomah diJalan Allah.
Dulu Ricky adalah pengusaha di segala celah. Sempat menjual burger, dengan 18 cabang, gerai isi ulang pulsa, jual es kelapa muda, pabrik pisang sale dan jualan keripik Maicih dan usaha utamanya sebagai penjual oleh-oleh Bandung.“Yang jual oleh-oleh itu memang usaha keluarga. Awalnya di Leuwipanjang. Kemudian saya buka sendiri, sampai bisa buka di Cihampelas,” beber Ricky kepada detikcom.
Modal usahanya yakni pinjaman ke bank dengan nilai yang cukup lumayan.Itulah penyebab usahanya terpuruk.
Uang hasil usahanya tak sebanding dengan utang yang harus dibayarkan ke bank.“Jadi utang bank ketinggian. Omzet berapapun habis,” ungkap Ricky yang mengaku masa lalunya nakal dan sekolah tingkat SMA pun tak lulus.
Warteg Joni Abadi (Avitia)Ricky kemudian merasa telah salah memilih jalan hidup. Ia akhirnya memilih untuk bergabung dengan komunitas Pemuda Hijrah dan mengabdikan diri di Masjid Al-Lathief Jalan Suren, Kota Bandung.“Saya lagi merasa ditenggelamkan oleh Allah. Sudah terlalu banyak dosa. Saya mengabdikan diri di Masjid,” ungkapnya.
Mengaji di Warteg Joni AbadiRicky membaktikan diri di masjid, menggelar karpet, menyiapkan batas antara perempuan dan laki-laki, hingga memasak untuk yang berbuka puasa. Kebetulan bakat Ricky salah satunya senang memasak. Ia bahkan pernah mengikuti ajang Master Chef Indonesia.“Abis bangkrut saya membaktikan diri di masjid, sering masak akirnya disuruh dagang.
" Ini investasi dari teman-teman,” tuturnya.
Dari bantuan investasi teman-temannya, kini Ricky mantap untuk usaha dengan landasan Al Quran. Ia tak mau usahanya dimodali lagi dari bank.“Enggak, saya enggak mau lagi. Janganlah. Kalau bisa mah beli motor juga cash aja, jangan nyicil,” ujar pria yang hobi bermain skateboard ini.Usaha Ricky yakni Warteg Joni Abadi yang ada di Jalan Ciujung Kota Bandung, kini jadi ramai diperbincangkan. Dia menerapkan konsep dagang yang tak biasa. Salah satunya untuk promosi. Satu piring menu lengkap warteg bisa gratis asal sudah mengaji 2 Juz Al Quran.Ricky mengukur, rata-rata kalau sudah mahir mengaji, 2 juz bisa selesai dalam kurun waktu satu jam. Setelah selesai mengaji, perut keroncongan siap diisi dengan menu-menu menggiurkan dari Warteg Joni Abadi.“Tapi biasanya mereka juga enggak mau gratis, nggak enak sama saya. Ujung-ujungnya bayar. Padahal enggak apa-apa,” kata Ricky. (avi/mad)